Tempat Bersejarah Di Jakarta Mengenang Jasa Pahlawan
Tempat Bersejarah Di Jakarta Mengenang Jasa Pahlawan – Tanggal 17 Agustus 2023 merupakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 yang ditetapkan sebagai tanggal merah atau hari libur.
Masyarakat Indonesia biasanya merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengikuti upacara bendera, mengadakan perlombaan, atau mengunjungi beberapa tempat wisata bersejarah di Jakarta.
Salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi pada 17 Agustus ini adalah Istana Merdeka yang menjadi lokasi upacara pengibaran bendera merah putih.
Tempat Bersejarah Di Jakarta Mengenang Jasa Pahlawan
Bagi Anda yang berencana datang dan menyaksikan pengibaran merah putih di Istana Merdeka, pastikan juga mengunjungi beberapa tempat wisata sejarah terdekat.
Berikut beberapa rekomendasi wisata sejarah di Jakarta dekat Istana Merdeka
1. Monumen Nasional
Monas atau Monumen Nasional merupakan salah satu tempat wisata sejarah gratis yang terletak di Jakarta Pusat. Lokasinya tepat di depan Istana Merdeka, namun pengunjung bisa memasuki kawasan ini dengan berjalan kaki selama 10 menit.
Untuk memasuki kawasan Monas tidak dipungut biaya apapun. Bagi yang ingin mendaki ke puncak Monas harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 15.000 untuk dewasa, Rp. 8.000 untuk pelajar, dan Rp. 4.000 untuk anak-anak.
Jika tidak berminat, Anda bisa berkeliling kawasan Monas dengan menggunakan sepeda sewaan yang disediakan gratis. Jangan lupa untuk menyaksikan pertunjukan air mancur menari pada pukul 19.30-20.00 WIB dan 20.30-21.00 WIB.
2. Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia terletak di Jl. Merdeka Barat No.12 hanya berjarak 2,2 km dari Istana Merdeka. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuknya cukup terjangkau yakni Rp7.500 untuk wisatawan domestik dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara.
Museum Nasional mempunyai koleksi 190.000 benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 koleksi, Prasejarah, Arkeologi Masa Klasik atau Hindu-Buddha, Numismatik dan Lambang, Keramik, Etnografi, Geografi dan Sejarah.
3. Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia pernah menjadi sekolah dan asrama wanita pertama di Jakarta. Namun gedung ini mulai berubah nama menjadi Galeri Nasional pada tahun 1987. Sesuai dengan namanya, tempat ini menyimpan koleksi sekitar 1.785 karya seni seniman Indonesia dan mancanegara.
Selain belajar tentang seni rupa kontemporer, Anda juga bisa melihat karya seni karya pelukis kenamaan Raden Saleh yang berjudul “Kapal Terdampar Badai”. Galeri Nasional Indonesia berada di lokasi yang strategis dan dekat dengan Museum Nasional Indonesia, Monas dan Istana Merdeka.
Tidak dipungut biaya untuk masuk ke galeri ini. Namun pengunjung yang datang menggunakan kendaraan akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp4.000 untuk sepeda motor dan Rp8.000 untuk mobil.
4. Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal merupakan ikon wisata religi dan sejarah di Jakarta yang dibangun pada tahun 1953 dan diusulkan oleh KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama pertama Republik Indonesia. Lokasi masjid ini cukup dekat dengan Istana Merdeka yaitu hanya berjarak 1,6 km atau setara 16 menit berjalan kaki.
Masjid ini menjadi objek wisata yang paling banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai kota. Pasalnya, masjid ini kerap menjadi tempat ibadah pejabat dan presiden saat salat Jumat dan Idul Fitri.
Jadi tak ada salahnya datang untuk beribadah dan menikmati keindahan bangunan penuh sejarah tersebut?
5. Gereja Katedral
Berikutnya ada Gereja Katedral yang letaknya berseberangan dengan Masjid Istiqlal. Tempat ibadah umat Katolik yang pertama dibangun pada tahun 1807 oleh Pastor Nelissen dan Pastor Prinsen.
Gedung ini baru diresmikan sebagai situs cagar budaya pada tahun 1901. Bentuk bangunannya bergaya gotik dengan monumen batu granit hitam yang berasal dari Belgia untuk mengenang Komisaris Jenderal Leonardus Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Gisignies.
146 tahun setelah Gereja Katedral didirikan, mulai dibangun Masjid Istiqlal di sebelahnya untuk menjadi simbol negara dan simbol toleransi beragama sesuai Pancasila.
6. Museum Proklamasi
Museum Proklamasi terletak di Jl. Imam Bonjol 1, Menteng, Jakarta Pusat dibangun pada tahun 1927.
Gedung ini dibangun oleh perancang Johan Frederik Lodewijk Blankenberg dan merupakan salah satu Gedung pertama yang dibuat seperti kota taman di Indonesia oleh Belanda.
Di museum ini terdapat beberapa ruangan bersejarah yang menarik. Salah satunya adalah Ruang Pra Proklamasi Naskah Proklamasi yang menggambarkan suasana menjelang proklamasi.
Kemudian ada area Perumusan Naskah Proklamasi yang melukiskan keadaan Soekarno-Hatta melaksanakan pertemuan berbareng di Ruang Pengesahan dan meja bundar yang menggambarkan Soekarno menandatangani teks Proklamasi.
Museum Proklamasi dibuka setiap Selasa-Minggu pukul 08.00-15.00 WIB. Harga tiket masuknya sangat terjangkau yaitu Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak.
7. Museum Sumpah Pemuda
Museum Sumpah Pemuda merupakan bekas bangunan rumah Sie Kong Liong yang menjadi tempat berkumpulnya gerakan pemuda dari berbagai daerah atau disebut Indonesische Clubgebouw (Rumah Perkumpulan Indonesia).
Dulunya gedung ini bernama Gedung Kramat Raya 106, kemudian diubah menjadi Gedung Sumpah Pemuda karena lokasinya merupakan tempat pengambilan sumpah Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Gedung ini tidak hanya digunakan sebagai tempat diskusi politik, tetapi juga merupakan tempat lahirnya karya sastra sejarah Muhammad Yamin dan Aboe Hanifah.
Museum Sumpah Pemuda buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 08.00-15.00 WIB. Harga tiket masuk lokasi ini adalah Rp2.000 untuk dewasa, Rp1.000 untuk anak-anak, dan Rp10.000 untuk wisatawan asing.
8. Tugu Proklamasi
Tugu Proklamasi atau biasa disebut Tugu Jarum terletak di Taman Proklamasi Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat.
Monumen ini dibangun untuk memperingati satu tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Arsitek yang membangun monumen ini adalah Dra Yos Masdani Tumbuan yang merupakan anggota Persatuan Wanita Jakarta.
Saat disahkan tempat monumen ini setiap tahunnya merupakan pusat perayaan Hari Kemerdekaan. Tetapi sejak tahun 1960 Presiden Soekarno mau membangun Tugu Proklamasi yang baru tinggi mencapai 17 meter beserta simbol petir di atasnya.
Keinginan Soekarno untuk membangun monumen baru mendapat protes. Namun tugu yang berdiri sejak tahun 1946 ini dibongkar pada tanggal 15 Agustus 1960. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1961 Presiden Soekarno keputusannya untuk mengesahkan pengembangan Tugu Petir di area yang sama.
Pada tahun 1972 sesudah memasuki masa orde baru, Presiden Soeharto membangun kembali Tugu Proklamasi di lokasi yang sama dengan bentuk yang sama. Monumen ini selesai dibangun pada tanggal 15 Agustus 1972 dan baru diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 oleh Menteri Penerangan, Budiarjo.
Tugu yang kini berdiri merupakan tugu yang dibangun pada masa Soeharto. Meski begitu, suasana momen-momen pahlawan proklamasi membacakan teks proklamasi masih bisa Anda rasakan di sini.