Akar Sejarah Dan Siapa Yang Menciptakan Kata Indonesia
Akar Sejarah Dan Siapa Yang Menciptakan Kata Indonesia – Merupakan kepulauan negara di Asia Tenggara yang diseberangi garis khatulistiwa dan juga berada di antara benua Oseania dan Asia. Selain itu, Indonesia berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sehingga disebut sebagai negara persimpangan benua dan samudera.
Sejarah nama Indonesia sangat menarik untuk diketahui asal usulnya. Apalagi, siapa saja sosok yang berperan memberi nama negara ini? Secara historis, nama Indonesia muncul sebagai simbol jati diri bangsa yang kuat. Namun, hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa istilah ini memiliki asal muasal yang kuat dari sosok yang mencetuskan konsep tersebut.
Sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung, para pendiri bangsa ini mengalami gejolak. Mereka bingung harus menyebutkan nama apa yang harus diberikan kepada kandidat kerajaan baru ini. Tetapi berlandaskan berbagai daftar sejarah politik di Hindia Belanda, nama Indonesia sangat sering disebut.
Akhirnya beberapa orang penting dalam proklamasi kemerdekaan melakukan negosiasi ulang nama apa yang cocok untuk negaranya di masa depan. Tetapi bersumber apa yang sudah terjadi mereka tidak berhubungan kepada pemberi gelar di Indonesia sebagai julukan negaranya sampai sekarang ini.
Akar Sejarah Dan Siapa Yang Menciptakan Kata Indonesia
Sebutan untuk Indonesia pada masa lalu Awalnya, catatan sejarah Tiongkok kuno mengenal wilayah gugusan pulau di Asia Tenggara yang terletak di antara benua Asia dan Australia, serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, sebagai Nan Hai (Kepulauan Laut Selatan).
Para pedagang India menyebutnya Dwipantara (Kepulauan Lain), sedangkan orang Arab menamainya Jaza’ir al Jawi (Kepulauan Jawa). Saat itu, bangsa-bangsa Eropa menganggap Asia hanya mencakup wilayah Arab, Persia, India, dan Tiongkok, sedangkan wilayah yang terbentang antara Persia dan Tiongkok pada umumnya disebut sebagai Hindia.
Mereka menyebut semenanjung Asia Selatan sebagai Hindia Depan, sedangkan daratan Asia Tenggara disebut Hindia Belakang, dan pulau-pulau di selatan disebut Hindia Timur atau Kepulauan Hindia.
Siapa pencetusnya
Nama “Indonesia” pertama kali muncul pada tahun 1850 dalam majalah ilmiah tahunan Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia Vol. IV (JIAEA) keluaran Singapura. Buletin ini mengupas bermacam bidang Kepulauan Asia Timur dan Hindia seperti budaya, etnologi, sejarah dan linguistik.
Dalam majalah ini terdapat pendapat dua warga negara Inggris, George Samuel Windsor Earl yang ahli dalam memahami budaya dan James Richardson Logan yang ahli hukum. Mereka berpendapat, wilayah yang terdiri dari gugusan pulau di Hindia atau Melayu itu perlu diberi nama tertentu.
Hal ini diperlukan karena sering terjadi kerancuan dengan penggunaan istilah “Hindia” yang disamakan dengan India. Selanjutnya akan mengatakan bahwa diperlukan istilah yang makin spesifik untuk mengenali area ini perlu di ingat istilah Kepulauan Hindia dinilai terlalu panjang.
Earl mengajukan dua pilihan nama, yaitu Indu-nesia dan Malayu-nesia, namun pada akhirnya Earl sendiri lebih memilih nama Malayu-nesia. Menurutnya, penggunaan istilah Melayu-nesia lebih menunjukkan rasa hormat terhadap masyarakat Melayu yang telah menjelajahi seluruh gugusan pulau sebelum kedatangan orang Eropa.
Sementara itu, Logan yang juga pemimpin redaksi majalah tersebut lebih memilih nama Indu-nesia dengan mengubah huruf ‘u’ menjadi ‘o’ sehingga lahirlah nama Indonesia. Menurutnya, Indonesia lebih praktis secara istilah geografis untuk membedakan wilayah kepulauan ini dengan wilayah lain.
Pada halaman 254 jurnal tersebut, Logan memilih Indonesia sebagai nama wilayah kepulauan ini dan menyebut penduduknya sebagai orang Indonesia.
Nama ini kemudian semakin menyebar melalui buku-buku etnolog Jerman, Adolf Bastian, yang menerbitkan hasil penelitiannya dalam buku-buku, seperti Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volker des Ostlichen Asien (1884), yang turut memperkenalkan istilah tersebut. Indonesia secara luas.
Perkembangan nama Indonesia
Orang Indonesia pertama yang resmi menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Selama dalam pengasingan di Belanda, ia mendirikan biro pers dengan nama Indonesische Persbureau.
Istilah bahasa Indonesia kemudian mulai digunakan oleh kaum pribumi terpelajar sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme. Mohammad Hatta menjelaskan, sejak tahun 1922, istilah Indonesia selalu digunakan oleh Persatuan Indonesia.
Awalnya lembaga ini dibuat di Belanda sejak tahun 1908 atas julukan Indische Vereeniging. Pada awalnya berguna sebagai klub belajar atau kelompok rekreasi. Pembaruan terjadi saat kedua figur nasional Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Berkelompok pada tahun 1913 anggota Indische Vereeniging mulai aktif mendiskusikan masa depan Indonesia.
Sejak itu, Indische Vereeniging aktif dalam politik. Kemudian pada bulan September 1922 julukannya dirubah jadi Indonesische Vereeniging. Kemudian 3 Tahun sudah nama Belanda ditinggalkan sama sekali dan organisasinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Bung Hatta yang saat itu sedang belajar di Belanda aktif melakukan kampanye semacam ini. Dalam berbagai kesempatan, khususnya di forum-forum internasional yang mempertemukan para nasionalis muda dari negara-negara yang masih terjajah. Misalnya ialah Liga Melawan Imperialisme, forum Bierville, Liga Wanita Internasional dan lain-lain. Kata Hatta saat kampanye tersebut cukup berhasil karena semakin banyak orang yang menyebut nama Indonesia.
Perubahan signifikan terus terjadi di Indonesia.
Pada tahun 1924, Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club dan pada tahun berikutnya juga dibentuk National Indonesische Padvinderij. Akhirnya pada tahun 1928, nama Indonesia resmi dinyatakan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Pertemuan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal juga dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober.
Saat pengumuman, lagu kebangsaan Indonesia Raya yang digubah langsung oleh komposernya, Wage Rudolf Soepratman mengiringi momen penting tersebut. Nama Hindia Belanda akhirnya tidak lagi digunakan seiring dengan kedatangan pasukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 bersamaan dengan Proklamasi Kemerdekaan, Negara Kesatuan Republik Indonesia resmi terbentuk.