Temukan Kerajaan Tertua Di Indonesia Dan Warisan Sejarahnya

Temukan Kerajaan Tertua Di Indonesia Dan Warisan Sejarahnya – Jalur ekspor impor membawa peran penting masuknya budaya India ke Indonesia. Yang kemudian menjadi cikal bakal kerajaan tertua di Indonesia, yang berasal dari abad ke-1 Masehi.
Dalam bagian “Kerajaan Kuno” dalam Sejarah Nasional Indonesia (2024) karya Riza Husnita, kota-kota pelabuhan di pesisir timur Sumatra, pesisir utara Jawa, dan pesisir timur Kalimantan berkembang sebagai pusat perdagangan. Awalnya merupakan pemimpin lokal, para penguasa ini kemudian membangun struktur politik dan berkembang menjadi kerajaan-kerajaan yang lebih kecil.
Agama Hindu dan Buddha pertama kali mencapai kepulauan Indonesia melalui jalur perdagangan dan pertukaran budaya. Agama dan kepercayaan ini menyebar ke seluruh Indonesia, melahirkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang berkembang pesat.
Pengaruh India tidak hanya memengaruhi sistem kepercayaan, tetapi juga terlihat jelas dalam struktur politik, tulisan, sastra, dan seni kerajaan-kerajaan ini. Jadi, apa saja kerajaan tertua di Indonesia?
Temukan Kerajaan Tertua Di Indonesia Dan Warisan Sejarahnya
Kerajaan manakah yang tertua di Indonesia?? Kerajaan-kerajaan tertua di Indonesia dibuktikan oleh berbagai artefak sejarah, seperti prasasti dan candi, yang masih ada hingga saat ini. Menurut buku Cakrawala Sejara (2009) karya Wardaya, beberapa kerajaan tertua di Indonesia berasal dari periode Hindu-Budha dan Islam.
Kerajaan Kediri (Abad ke-12 M)
Sebagaimana dikutip dalam Cakrawala Sejara, Kerajaan Kediri bermula ketika Raja Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua wilayah: Jenggala dan Panjar (Kediri). Pembagian ini berdasarkan Prasasti Mahasbiya (1289) dan juga tercatat dalam Negarakertagama (1365) dan Kalon Alang (1540).
Perekonomian Kerajaan Kediri bertumpu pada perdagangan dan transportasi laut. Lingwai Daji (1178) karya Zhou Gufei mencatat bahwa masyarakat Kediri memiliki gaya berpakaian yang khas. Baik pria maupun wanita berambut panjang dan mengenakan kain yang menutupi lutut. Rumah-rumah Kerajaan Kediri dikenal bersih dan rapi, mencerminkan kehidupan sosial yang tertib. Pemerintah Kediri juga sangat memperhatikan kesejahteraan warganya, yang berdampak pada pesatnya perkembangan pertanian, peternakan, dan perdagangan.
Kerajaan Singasari (abad ke-13)
Kerajaan Singasari (Singosari) didirikan oleh Ken Arok, tetapi kemakmurannya mencapai puncaknya pada tahun 1254 pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, putra Raja Wisnuwardana.
Kertanegara tidak hanya memperluas kekuasaan domestik tetapi juga menjalin hubungan internasional. Di bawah pemimpin, Singasari menjadi pusat agama Buddha esoterik, sebagaimana dibuktikan oleh prasasti di kaki patung Jaka Dorog di Taman Simpang, Surabaya.
Menurut Sejarah Nasional Indonesia, Kerajaan Singasari adalah negara agraris dan maritim yang wilayahnya meliputi dataran rendah Kediri-Madiun, dataran tinggi Malang, dan kota-kota pelabuhan di Delta Sungai Brantas. Kota-kota pelabuhan ini menawarkan potensi besar dalam hal pertanian dan perdagangan.
Kerajaan Majapahit (Abad ke-13)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dan kemudian bergelar Sri Kertarajasa Jayawardena. Sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia, Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, putra Tribhuwanatungadewi. Wuruk naik takhta pada usia 16 tahun dan bergelar Rajasanegara.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, beliau digantikan oleh Perdana Menteri Gajah Mada. Majapahit terkenal dengan “Sumpah Palapa”, yang menyatakan komitmennya untuk mempersatukan kepulauan Indonesia. Pada puncaknya, wilayah Majapahit kurang lebih menyaingi luas wilayah Republik Indonesia saat ini.
Namun, setelah wafatnya Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mulai merosot. Konflik internal dan pemerintahan yang lemah membawa kerajaan tersebut ke ambang kehancuran. Majapahit akhirnya jatuh dan diperintah oleh Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.
Kesultanan Samudra Pasai (Abad ke-13)
Kerajaan Islam Paling tua di Indonesia ialah Samudra Pasai. Awalnya dikenal sebagai Samudra, kerajaan ini berdiri pada tahun 1128. Pendirinya adalah Nasimuddin al-Kamil, seorang penduduk asli Mesir. Sesudah pusat pemerintahan dialihkan ke Pasai kerajaan ini dikenal sebagai Samudra Pasai. Hal ini tercatat dalam Chakrawala Sejarah (Horizon Sejarah).
Karena letaknya yang strategis, Samudra Pasai merupakan pelabuhan penting bagi para pedagang dari seluruh dunia. Selat Malaka menjadi jalur perdagangan utama yang menjalin Samudra Pasai dengan India, Tiongkok, dan Arab.
Pada abad ke-14, Samudra Pasai bertumbuh menjadi pusat studi Islam, menarik para peneliti dan cendekiawan dari berbagai daerah. Tetapi, kerajaan tersebut mulai mengalami kemunduran karena pusat perdagangan Islam beralih ke Kesultanan Malaka.